Rocky telah kembali ke Habitatnya.

Rocky telah kembali ke Habitatnya.
Keterangan Foto : Pelepasliaran Rocky orangutan di Kawasan TN Bukit Tiga Puluh (Sumber Foto: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI).

VISIINDONESIA.com - PEKANBARU -  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan Rocky, orangutan berjenis kelamin jantan yang berumur 18 tahun, pada hari Kamis, tanggal 22 Oktober 2020. Rocky dilepasliarkan oleh Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Balai KSDA Jambi bersama Frankfrurt Zoological Society (FZS).

Pelepasliaran dilakukan di Wilayah Kerja Resort Keritang SPTN Wilayah II Belilas Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Riau, seluas 144.223 Ha yang telah  ditetapkan sebagai area pelepasliaran orangutan.

Berdasarkan kajian habitat pelepasliaran orangutan, areal pelepasliaran tersebut sebagian besar merupakan vegetasi hutan primer dengan ketersediaan pakan berupa jenis Ficus, Dipterocarpaceae, Meranti, Rotan dan tumbuhan buah seperti Durian, Tampui dan Cempedak.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Fifin Arfiana Jogasara, mengatakan bahwa orangutan ini merupakan hasil rehabilitasi pasca satwa yang disita dari masyarakat.

"Individu orangutan sitaan dibawa ke stasiun rehabilitasi di Sumatran Orangutan Rehabilitation Center (SORC) Sungai Pengian dan sebagian di Orangutan Open Sactuary (OOS) Danau Alo. Kedua stasiun ini menjadi tempat singgah sementara dimana OU akan diajarkan untuk mencari makan dan bertahan hidup di alam," jelasnya.

Rocky, yang berasal dari Meulaboh-Aceh tiba di Stasiun SORC Sungai Pengian pada 30 Agustus 2006 dan dilepaskan pertama kali pada umur 5 tahun di area Stasiun SORC Sungai Pengian Kabupaten Tebo pada tanggal 1 Februari 2007.

Berdasarkan hasil pantauan, Rocky tergolong orangutan yang baik dalam bertahan hidup di  hutan. Pada tahun 2011, Rocky datang ke Stasiun OOS Danau Alo, yang merupakan wilayah baru bagi dia. Pada saat ditemukan di stasiun tersebut usianya diperkirakan 9 tahun.  Kondisi tubuh sehat dan baik untuk Orangutan liar yang tinggal di dalam hutan. Karena Stasiun OOS Danau Alo bukan tempat pelepasliaran, maka Rocky dibawa kembali ke Stasiun SORC Sungai Pengian pada tahun yang sama. Menjelang pelepasliaran, Rocky dipindahkan kembali ke Stasiun OOS Danau Alo tahun 2017.

Pemilihan lokasi ini diharapkan dapat mendorong Rocky untuk mengeksplor habitat yang berbeda dan kembali liar di alam. Pelepasliaran ini disaksikan oleh perwakilan dari Kecamatan Kemuning, Polsek Kemuning, Koramil Kemuning, Kepala KPH Indragiri, Bidang Wilayah. I Rengat Balai Besar KSDA Riau dan Lurah Selensen.

Terpisah, Ketua Club Peduli Orangutan Indonesia (CPOI) Riau Ferry Anthony mengatakan, Orangutan statusnya kini terancam kritis (critically endangered), dua tahap sebelum punah.

Sudah saatnya kata Ferry, pada momentum peringatan hari Orangutan sedunia yang jatuh pada tanggal 19 Agustus, menyadarkan kita betapa pentingnya melestarikan spesies ini, terlebih bagi kita orang Indonesia. Selain bagi kita sendiri, Indonesia adalah rumah bagi banyak penghuni, termasuk 60 ribu individu orang utan di habitat seluas 15 juta Ha.

"Terdapat tiga jenis orangutan di Indonesia, yaitu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan Sumatera (Pongo abeli), dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Namun, populasinya terus menurun," ungkap Ferry Anthony.

Selama ini kata Ferry,  populasi orangutan berkurang karena berbagai sebab. Kerusakan habitat akibat pembukaan lahan, perburuan, konflik antara satwa dan manusia, perdagangan ilegal, sampai bencana alam.

"Yang membuat kita cukup prihatin, orangutan telah dikategorikan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai spesies dalam status terancam kritis (critically endangered). Dalam kategori yang dibuat IUCN, status di atas critically endangered adalah punah di alam liar (extinct in the wild) dan punah (extinct). Artinya, saat inilah momentum paling menentukan untuk mempertahankan orangutan sebagai bagian dari ekosistem kita," ujar Ferry Anthony.


Ketua Ketua Club Peduli Orangutan Indonesia (CPOI) Riau Ferry Anthony. Ketua Ketua Club Peduli Orangutan Indonesia (CPOI) Riau Ferry Anthony.


Kini lanjut Ferry, Rocky telah menemukan kemerdekaannya. Merdeka baginya yaitu dapat bertahan hidup, mampu berkembangbiak guna kelangsungan populasinya.

Comments (0)

There are no comments yet

Related Posts

Paling Dicari

Leave a Comment